Dicintai atau mencintai adalah sebuah realita kehidupan yang memang
harus dijalani oleh semua manusia. Ia tidak memandang keutamaan status
sosial, agama, warna kulit dan bahkan dosa. Seorang sahabat yang hari
ini berdiskusi menyatakan lebih memilih “di” daripada “me” karena dengan
pilihan itu ia akan lebih dipahami, dimengerti, disayangi, dan
diperhatikan. Berbeda dengan “me” yang bisa jadi tidak seperti si “di.”
(makasih Ika
Beberapa hari lalu ada seorang teman yang bertanya.
“Ari, jika ada dua
jembatan yang akan dilalui, dimana jembatan pertama terbakar tapi
diujungnya ada orang yg sangat kamu cintai, dan jembatan yang satu lagi
berkondisi baik dan diujungnya ada orang yang mencintai kamu, mana yang
kamu pilih?” aku menjawab spontan untuk memilih jembatan yang terbakar
tersebut, jelas hal ini membuat ia terkejut. Jawaban ku tidak sesuai apa
yang ia pikirkan. Aku memilih hal itu karena bagi ku sebagai seorang
lelaki berhak untuk berjuang demi cintanya, bukan menunggu cintanya.
Biar sulit sekalipun aku akan melaluinya, tidak perduli apapun
hasilnya, yang terpenting aku melangkah dan berjuang, hasil akhir
biarlah di akhir, dengan Allah yang mengindahkan. Mendengar penjelasan
itu sang teman langsung hening.
Terkadang kita hanya duduk, memandang dan tersenyum dengan kesedihan di
mata. Tidak ada yang salah, kita hanya memikirkan seseorang yang kita
cintai tapi tidak bisa kita miliki. Bagi aku, tidak perlu kecewa, sakit,
atau marah lagi. Hanya lelah.. Lelah memberikan lebih daripada yang
diterima itu yang harus disesali. Mungkin seseorang membenci ku,
menyukai ku, mencintai ku, dan mungkin beberapa dari mereka tidak
perduli. Tapi aku tetaplah aku. Aku lebih baik dibenci dengan seperti
apa diriku daripada dicintai tapi tidak menjadi diriku sendiri.
Pakailah hati dan pikiran jernih untuk melihat setiap kejadian kehidupan. Move on,
adalah kalimat yang tepat, buat apa mengharap yang sebernarnya
menjadikan kita bukan yang diharap, sedangkan kita membiarkan sia-sia
yang mengharapkan kita. Memang kesempatan itu cuma datang sekali, ketika
ia mendatangi kita, ia akan berjalan dengan perlahan, tapi ketika ia
melewati kita maka ia akan berjalan dengan sangat cepat dan sulit untuk
mengejarnya.
Seperti sebuah syair bintang kehidupan yang ku gubah,
“Jenuh aku mendengar, manisnya kata cinta, lebih baik sendiri.
Bukannya sekali, sering ku mencoba namun ku gagal lagi. Mungkin nasib
ini suratan tangan yang harus tabah dijalani. Jauh sudah melangkah
menyusuri hidup ku yang penuh tanda tanya, kadang hati bimbang
menentukan sikap ku, dan tiada tempat mengadu. Hanya iman di dada yang
membuat ku mampu untuk tabah menajalani.
Malam-malam aku sendiri, tanpa cinta mu lagi. Hanya satu keyakinan
ku, bintang akan bersinar menerangi hidup ku dan bahagia akan datang.”
Membutuhkan 73 purnama untuk aku menyadari dimana cinta itu. Namun
disaat aku tersadar ia telah menyimpan trauma yang cukup dalam. Setiap
orang pernah membuat kesalahan, baik sengaja atau tidak, judulnya akan
tetap sama yaitu kesalahan. Tapi setiap orang juga mengalami perubahan
didalam hidupnya, jika diberi kesempatan sekali saja disisa hidup ini,
aku akan gunakan untuk meminta maaf bersujud di kakinya untuk diampuni,
bagi ku sakit dihatinya adalah neraka buat ku diakhirat nanti, dan aku
tidak ingin.
Sisanya, aku hanya akan berkata pada Allah, Tuhan pemilik alam, bersuara
pada yang berhak, berkata pada diri sendiri, lalu diam kepada yang
lainnya, kemudian biarkan seleksi Tuhan, bekerja pada hati setiap o
rang.
Salam Funtastic Amazing!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar